Alat ukur merupakan komponen penting dalam dunia teknik, terutama dalam bidang pemesinan. Siswa SMK N1 Cikande diajarkan dasar-dasar penggunaan alat ukur seperti jangka sorong, mikrometer, dial indicator, dan penggaris presisi untuk memastikan dimensi benda kerja sesuai dengan spesifikasi. Pengenalan ini meliputi pemahaman jenis alat ukur, fungsi, dan cara pembacaannya. Langkah ini bertujuan agar siswa memiliki kemampuan dasar dalam memastikan kualitas dan akurasi produk yang dihasilkan.
Kemampuan menggunakan alat ukur dengan benar menjadi pondasi bagi siswa dalam bekerja di industri. Di SMK N1 Cikande, siswa dilatih untuk memahami prinsip-prinsip pengukuran yang presisi. Misalnya, mereka mempelajari cara membaca skala nonius pada jangka sorong atau menghitung pembacaan mikrometer. Selain itu, pelatihan ini juga melibatkan pengetahuan tentang toleransi dan cara memeriksa hasil pengerjaan pada mesin bubut atau frais.
Siswa SMK N1 Cikande mendapatkan kesempatan untuk mempelajari mesin bubut manual, yang digunakan untuk proses pemesinan seperti memotong, membentuk, atau melubangi benda kerja berbahan logam. Latihan dasar meliputi pengenalan bagian-bagian mesin bubut, pengaturan kecepatan putar (RPM), pemasangan benda kerja, dan penggunaan pahat bubut. Pelatihan ini juga mengajarkan siswa cara menjaga keselamatan kerja, seperti penggunaan alat pelindung diri (APD) dan pengaturan area kerja yang aman.
Selain mesin bubut, siswa juga dilatih menggunakan mesin frais manual. Mesin ini digunakan untuk membuat profil, alur, dan permukaan rata pada benda kerja. Pelatihan dasar mencakup pemahaman fungsi dan pengaturan mesin frais, seperti pemilihan jenis mata frais, pengaturan meja kerja, dan teknik pengefraisan yang benar. Dengan latihan ini, siswa diajarkan untuk menghasilkan hasil kerja yang presisi sesuai kebutuhan industri. Program pelatihan di SMK N1 Cikande mengintegrasikan teori dan praktik untuk membekali siswa dengan kemampuan yang holistik. Pemahaman dasar alat ukur serta latihan pengoperasian mesin bubut dan frais manual tidak hanya membentuk keterampilan teknis, tetapi juga melatih siswa untuk berpikir analitis dan memahami pentingnya kualitas dalam proses manufaktur. Hal ini menjadi bagian penting dari upaya sekolah dalam mencetak lulusan yang siap menghadapi tantangan di dunia kerja.